Courtesy of travel.detik.com |
Namun pemburu ini tidak hanya penyedia daging bagi penduduk disekitarnya, melainkan dia sangat menikmati sensasi berburunya dengan sangat serius, mengintai mangsanya yang pintar serta membunuhnya untuk bersenang-senang.
Kepala keluarga sering menegur anaknya, karena dia tahu bahwa roh-roh hutan dan nenek moyang tidak menyetujui pembunuhan untuk bersenang-senang atau sekedar berolah raga. Tetapi semua nasehat dari sang kepala keluarga ayahnya tidak pernah di dengarnya. Perilaku membunuhnya tidak pernah berubah sama sekali.
Ada pun seluruh binatang, mereka semua pada takut dan marah kepada sang pemburu ini, dan mereka akhirnya mengadakan pertemuan dengan semua binatang di semak-semak atau bush untuk membahas beberapa cara untuk bisa menghentikan sepak terjang orang ini. Beberapa menyarankan sebuah perangkap untuk menangkapnya, tetapi semua tidak setuju sebab pemburu ini terlalu pintar untuk bisa jatuh ke dalam perangkap, ia pasti akan melihat perangkap dari kejauhan. Kemudian sang Raja padang rumput singa menyarankan bahwa salah satu dari mereka harus mengubah wujud dalam bentuk seorang wanita muda yang cantik, untuk merayu sang pemburu. Kemudian dia bisa memikat ke semak-semak dan dibunuh. Diputuskan bahwa istri singa harus menjadi orang yang melakukan pekerjaan ini.
Tersebutlah cerita keesokan paginya, Sang anak pemburu sedang bersiap-siap untuk berangkat ke semak-semak, ia mengumpulkan senjata, tombak, busur dan anak panah, dan parang, ketika ayahnya mendekatinya. "Anakku", kata kepala keluarga, "Silahkan tinggal di rumah hari ini. Saya bermimpi semalam bahwa engkau pergi ke semak-semak dan terbunuh oleh singa liar! Tinggallah di rumah hari ini, dan jangan berpergian untuk berburu! "
Tapi sang pemburu menepis kekhawatiran ayahnya, "Pah! Pah! Jangan khawatir!, sebab saya bisa mengurus diri saya sendiri." Lanjutnya lagi. "Setiap binatang yang mencoba mau membunuh saya, saya akan turun balik untuk memburunya, saya berjanji," katanya menenangkan hati sang orang tua. Dan setelah berkata demikian maka berangkatlah dia, sambil tertawa sendiri. Dia memiliki hari yang baik di semak-semak, dan telah membunuh daging atau hewan sebanyak yang bisa dia bawa, sehingga ia memutuskan untuk menyudahi pemburuan buat hari itu dan hendak jalan kembali pulang ke rumahnya. Kemudian secara mengejutkan dia melihat seorang gadis muda yang cantik mendekatinya. Seorang gadis muda biasanya tidak berani datang ke tempat sejauh ini ke dalam semak-semak, sehingga ia memanggilnya, "Suster, apa yang engkau lakukan di sini? Saya rasa, engkau bukan dari desa tempat tinggal saya?" tanya sang pemburu. Sang gadis tersenyum padanya, "Saya mendengar tentangmu", dia berkata, "Saya dengar bahwa ada seorang pemburu yang lebih pintar dan lebih kuat dari siapa pun! Jadi saya memutuskan untuk mencarimu, dan engkau memang ada di sini?" jawab sang gadis cantik.
"Saya hanya mau berjalan pulang", kata pemburu, "kenapa kau tidak ikut sajake desa saya, dan kita akan makan dan minum sesuatu bersama-sama." Dia setuju, sehingga mereka berjalan berdua kembali berjalan ke rumah ayahnya di desa. Sang kepala keluarga, ayah sang pemburu berpikiran aneh bahwa wanita muda ini telah berjalan di sekitar semak-semak seorang diri, tapi ia sangat senang bahwa anaknya telah kembali ke rumah, dan tidak terbunuh oleh seekor singa yang di ramalkan oleh mimpi seramnya, bahkan dia tidak mempertanyakan sama sekali tentang ketika di hutan bertemu seekor singa atau tidak. Sementara hati sang pemuda kini sedang kasmaran, dengan wanita muda yang asing ini, dan sebelum malam itu, dia meminta sang gadis untuk bersedia menjadi istrinya. Dia hanya tertawa, dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan sangat senang untuk jadi istrinya, Tetapi pertama-tama harus meminta izin sang ayahnya. Jadi mereka sepakat untuk pergi keesokan harinya, mereka akan berangkat lebih awal dan mengunjungi ayahnya.
Jadi keesokan harinya, setelah makan pagi beberapa buah dan bubur, mereka langsung berangkat pergi. Sang pemburu sedang mengumpulkan senjata, tetapi sang gadis itu memintanya untuk menyimpannya kembali, karena hal itu akan menjadi masalah besar ketika di rumah ayahnya, dengan begitu juga kalau kita berjalan sambil membawa senjata pundak akan berat membawanya. Pemburu setuju untuk hal ini, sehingga mereka berangkat berjalan melalui semak-semak. Ketika mereka sudah agak jauh dari desa, gadis itu merubah dirinya kembali ke bentuk semula menjadi seekor induk singa betina yang galak, dan menyerang sang pemburu, yang tidak memiliki senjata, dia tidak mampu membela dirinya sendiri.
Malam itu ayah dari sang pemburu duduk di kursi luar gubuknya, sang kepala keluarga sedang menunggu anaknya, namun hal itu sia-sia karena anaknya tercinta tidak akan pernah pulang lagi ke rumahnya. Dia tidak tahu bahwa daging anaknya telah dijadikan santapan pesta pagi tadi oleh sang singa betina yang berubah wujud menjadi seorang gadis cantik dan beberapa binatang lainnya yang di undang untuk sarapan bagi.
Sekian semoga ada hikmah yang terkandung dalam cerita tersebut. Wasalam.
oleh : mamang
edit : galih
Advertising - Baca Juga :
- Aleutian Islands
- Tips : Mengurangi Konsumsi Garam
0 comments:
Post a Comment