Courtesy of senggang.republika.co.id |
dongeng anak dunia - Tersebutlah sebuah cerita, ketika semua binatang hidup
bersama secara harmonis. Singa tidak mengejar sapi, serigala tidak berburu
domba-domba, dan burung hantu tidak menukik menerkam tikus di lapangan terbuka.
Dalam sekali setahun mereka akan berkumpul dan memilih
seorang King atau Raja dalam musyawarah mufakat, yang kemudian Sang Raja akan
memerintah kerajaan dari seluruh hewan selama dua belas bulan ke depan.
Hewan-hewan yang berpikir ingin mendapatkan giliran menjadi
Raja, mereka akan mengajukan diri dan akan membuat pidato dan memberikan
demonstrasi kehebatan mereka atau kebijakannya tatkala terpilih nanti. Maka
semua binatang berkumpul akan memilih, dan hewan yang mendapatkan suara pemilih
terbanyak berhak dinobatkan menjadi Sang Raja satu tahun ke depan. Mungkin
mereka meniru ide manusia dalam memilih pemimpinnya!!!.
Sekarang, monyet tahu benar bahwa dia tidak sangat kuat atau
tidak bijaksana tetapi tidak jahat dan dia tidak pandai orator atau berpidato,
tetapi demi kebanggaan anak laki-lakinya, dia unjuk kebolehan menarinya! Jadi
dia melakukan gerakkan terbaik dalam menarinya yang lincah, dan ia menari
akrobatik dengan penuh semangat, melakukan lompatan-lompatan besar, kembali
jungkir balik dan jungkir balik salto yang membuat terpesona seluruh penonton
yang ada di tempat itu. Dibandingkan dengan yang lainya seperti gajah pemakan rumput
yang rakus, singa yang kuat dan gagah perkasa tetapi dia sangat tegas dan
otoriter, dan ular yang memiliki sifat licik dan jahat.
Tak seorang pun yang ada di sana ingat persis bagaimana hal
itu terjadi dan entah bagaimana mereka banyak pemilih mayoritas suara hewan
yang hadir kala itu kepada sang monyet, dan dia pun diumumkan menjadi Raja dari
kerajaan hewan untuk satu tahun ke depan. Sebagian besar hewan tampak cukup
puas dengan hasil ini, karena mereka tahu bahwa monyet tidak akan mengambil
tugasnya terlalu serius dan membuat segala macam tuntutan berat terhadap
mereka. Mereka semua sebagai hamba rakyat banyak, atau menganut banyak berbagai
acara formal ketaatan.
Tapi ada segelintir dari beberapa hewan yang berpikir bahwa
pemilihan monyet menjadi figur Raja adalah pilihan yang kurang tepat atau
sangat salah. Hewan yang berkata demikian adalah Sang rubah, sang rubah sudah
cukup muak terhadap sepak terjang sang Raja baru monyet yang hanya pandai
menari saja. Dia akhirnya mengatur sebuah sekenario yang akan membuat monyet
terlihat bodoh di depan khalayak ramai.
Ia mengumpulkan beberapa buah segar yang baik dari hutan,
mangga, buah ara dan tanggal serta meletakkannya di atas perangkap yang telah
di siapkan. Dia menunggu sang Raja monyet lewat, dan memanggilnya seraya
berkata, "Baginda, Saya melihat buah-buah mungil lezat di pinggir jalan
yang saya lalui, aku tidak tergoda untuk memakannya dan menjaganya supaya tidak
di makan oleh hewan lain, sebab aku ingat buah-buahan ini adalah jamuan favorit
kesukaan Paduka Raja, untuk itu silahkan paduka Raja tercinta yang baik hati
memakannya!"
Monyet tidak bisa menahan diri dengan pujian baik dan
buah-buahan segar yang memang menjadi makanan kesukaannya. Dan tidak berpikir
lama dia bergegas, "Wah, terima kasih, rubah" dan membuatnya langsung
melangkahkan kaki menuju tempat buah-buahan tersebut untuk memakannya.
"Swish" dan "bunyi perangkap," dan "AAAYYY
AAAYYY" Kena Raja monyet malang tercinta," perangkap bekerja dengan
baik mengikat di sekitar kakinya dan menariknya langsung keatas pohon di
atasnya. Kini sang Raja monyet berbalik dengan posisi kepalanya di bawah dan
kaki diatas terikat pada sebuah pohon.
Raja monyet mencela sang rubah dengan kata-kata pahitnya,
"engkau berani sekali! kurang ajar terhadap Rajamu sendiri! engkau akan
aku hukum dengan hukuman yang sangat berat." Namun sang rubah hanya
tertawa dan tertawa terbahak-bahak hatinya sangat senang. "Anda menyebut
diri anda sebagai Raja semua hewan," teriaknya, "dan Anda membiarkan
diri Anda yang akan mati seperti itu, sangat menyedihkan sekali Raja
bodoh!!!"
Dalam kehidupan kita sehari-hari belum tentu semua orang
akan suka dan senang terhadap orang terpilih atau orang yang sedang berjaya,
tanpa adanya orang lain yang tidak suka atau iri atas keberhasilan yang dicapai
orang tersebut.
Sekian semoga cerita ini selalu mengingatkan kita untuk
selalu mawas diri.
Wasalam.
oleh : mamang
0 comments:
Post a Comment