Courtesy of annida-online.com |
Hal tersebut berlangsung selama beberapa waktu, sampai suatu hari sang ibu kembali meminta Akuvi untuk mengambil air dari sumur. Akuvi menolak terus terang. "Mengapa harus saya yang selalu mengambilkan air." Jawab Akuvi, "Mengapa Ibu tidak bisa mengambilnya sendiri, Ibu mempunyai lengan dan kaki seperti saya, jadi ambillah sendiri." Aftermath begitu marah pada penghinaan putrinya, dia mengambil tongkatnya dan memukulinya. Hal ini membuat Akuvi sangat marah terhadap ibunya. "Sudah cukup ibu!" bentaknya saat mendapat pukulan dari sang ibu Akuvi yang marah. "Aku pergi keluar dari rumah ini." Dia mengambil beberapa pakaiannya, dikemas dalam sebuah tas dan meninggalkan rumahnya waktu itu juga. Dia benar-benar tidak tahu akan pergi ke mana, dia tidak mau berpaling lagi kerumahnya, dia tidak tahu siapa-siapa pun di luar desa kecil sana untuk di singgahi dirinya.
Karena tidak ada tempat di desa untuk di singgahi, akhirnya dia pergi menuju sebuah hutan. Setelah dia berjalan selama beberapa waktu, ia datang ke sebuah peternakan kecil. Di tepi berdiri sebuah gubuk tua, dan di luar gubuk duduk seorang wanita tua. Akuvi belum pernah melihat wanita tua itu, dia berusia setidaknya seratus tahun! Akuvi berjalan ke arah wanita tua yang tampak matanya menatapnya, dan bertanya "Siapa gadis kecil dan dari mana asalmu?" Akuvi membuka mulutnya menjawab tentang dirinya yang pergi dari rumah dan akan pergi ke hutan, ketika itu sang wanita tua berteriak "Stop! Jangan bicara! Aku tahu semua tentangmu! "Dia mengibaskan jari bengkok nya pada gadis itu. "Ibumu mencoba mengajari jalan hidup yang terbaik untukmu, tetapi mengapa engkau tidak menuruti semua perintah dan nasehatnya, kamu tidak mengerti kasih sayang sang ibu untuk anaknya adalah hal terbaik baginya, sekarang kau tinggallah di sini, engkau harus melihat sesuatu yang lain! Selamat Datang sayangku! "
Wanita tua membawanya dan memberinya makanan, disudut gubuk di mana dia bisa berbaring untuk tidur. Keesokan paginya wanita tua membawa Akuvi ke lapangan, di mana ada banyak sayuran yang tumbuh berupa bayam, singkong, kacang-kacangan. Wanita tua menyebar tangannya dan berkata "Akuvi, apa yang kamu lihat di sini adalah kebunku, semua tumbuh di sini, dan kamu harus membantuku memeliharanya, setiap kali aku menyuruh kamu untuk memilihnya dan mengambilnya, tanaman ini akan berbicara kepadamu, beberapa akan mengatakan, "Jangan sentuh, saya masih terlalu muda" atau "Saya baru saja ditanam, aku belum matang !". Aku ingin kau mengabaikan semua protes paling keras dari mereka dan ambil saja." katanya sang wanita itu.
Sore itu wanita tua mengirim gadis itu ke perkebunan untuk memilih beberapa potong singkong dan ubi sehingga mereka bisa membuat fufu untuk masak makan malam mereka. Saat ia memasuki lapangan tanaman mulai berbicara dengannya. Salah satu dari mereka mengatakan, "Lihatlah gadis kecil itu, aku sudah terlalu tua untuk berada di sini, dan muak terjebak di sini, di bidang ini, engkau datang mau menjemput saya ", sedangkan yang lainnya lagi mengatakan, " Harap tidak memilih saya, saya baru saja ditanam ! Pergi ke yang lainnya saja " Dengan semua suara-suara yang datang padanya dari segala arah, Akuvi jadi takut! kejadian seperti ini belum pernah terjadi pada dirinya sepanjang selama ini. Akuvi ingin melarikan diri tapi dia takut terhadap wanita tua yang menyuruh dirinya. Jadi dia mengumpulkan semua keberaniannya dan mulai memilih tanaman yang mengatakan mereka tidak cukup matang atau cukup dewasa untuk diambil, seperti wanita tua itu menyuruhnya melakukan.
Dia mengambil sayuran dan membersihkanya dan wanita tua menginstruksikan akuvi untuk mengupas mereka dan merebus mereka. Dia selesai dengan tugasnya, dan kemudian mencari lesung untuk menumbuk semua itu menjadi fufu, tapi dia tidak bisa menemukan lesung di mana saja. Jadi dia pergi ke wanita tua dan bertanya apa yang harus dia gunakan. Wanita tua mengatakan, "Aku tidak punya mortar atau palu dan aku tetap harus makan fufu," "Nah, bagaimana Anda melakukannya? Bisa kau tunjukkan? tanya Akuvi. Wanita tua mengangkat lengan, dan berkata kepada Akuvi, "Pergilah ke belakang rumah, di sana engkau akan menemukan log, bawalah ke sini," katanya memerintah. Ketika Akuvi kembali dengan log beberapa menit kemudian, wanita tua itu tergeletak di tanah, dan menginstruksikan Akuvi untuk menempatkan kayu di bawah kepalanya.
Tidurkanlah kepala sang wanita tua di atas log, dia mengatakan kepada Akuvi menggunakan lubang hidungnya sebagai mortir, "Ini adalah di mana kamu akan menumbuk fufu! kepala di atas log," dia mengatakan tegas cara dia membuat fufu yang sangat aneh baginya.
Akuvi terkejut, tidak pernah dia mendengar hal seperti ini sebelumnya. Tapi wanita tua menenangkannya, "Jangan khawatir sayang, aku selalu melakukannya seperti ini dan itu sempurna setiap waktu." Sekarang menjadi jelas bagi Akuvi bahwa wanita tua memiliki kekuatan magic. Hidungnya diperluas ke dalam mangkuk besar, dan Akuvi melihat beberapa fufu berat keluar dari situ. Ketika dia selesai, wanita tua mengatakan kepada Akuvi untuk pergi ke kamarnya tempat dia menyimpan beberapa pot penuh sup, dan membawanya kepada sang wanita tua. Akuvi menggantungkan panci di atas api untuk memanaskan sup, dan mengeluarkan meja kecil untuk wanita tua makan. Wanita tua duduk dan mulai makan dengan santai. Akuvi mencuci tangannya dan duduk di samping wanita tua karena dia sekarang sangat lapar.
Tapi wanita tua menghentikan Akuvi untuk mengambil makanannya. Bahkan tidak berpikir tentang ingin berbagi makanannya dengan sang gadis. "Sebelum aku membiarkan kamu makan makanan ini, kamu harus menebak nama saya dahulu. "Akuvi tidak tahu nama wanita tua itu, ia sama sekali tidak tahu. Bagaimana dia bisa tahu? Tak seorang pun di desa tersebut yang tahu nama sang waniat tua ini. Dia mulai menebak beberapa nama, Mawutor, Mawuko, tapi semua nama itu bukan nama dia atau nama yang salah dan dia tidak diizinkan untuk menyentuh makanan yang tersedia. Setelah wanita tua selesai makan dia memberi pot untuk Akuvi untuk mengambil air dari sungai. Dengan patuh Akuvi mengambil panci dan berjalan ke sungai. Saat ia mendekati air, ia melihat kepiting. Sang kepiting memanggilnya, "Hei, gadis kecil! aku tahu apa yang terjadi padamu, sang penyihir tua telah menyuruhmu menebak namanya, bukan? Saya dapat membantumu karena saya tahu dia sangat baik!" seru sang kepiting.
Lanjutan cerita Alasan Mengapa Kepiting Memiliki Cangkang Part 2
Advertising - Baca Juga :
- England Economy Facts 2016
- Kisah Tragis Terkena Kutuk Raja Tut Mesir
Advertising - Baca Juga :
- England Economy Facts 2016
- Kisah Tragis Terkena Kutuk Raja Tut Mesir
0 comments:
Post a Comment